Minggu, 17 Oktober 2010

TOFI


TOFI di Indonesia
Yayasan TOFI dibentuk pada tanggal 2 Juni 1995 oleh 4 orang pemuda: Yohanes Surya, Agus Ananda, Roy Sembel dan Joko Saputro. Saat ini Yohanes Surya menjabat sebagai koordinator pelaksana, Agus Ananda sebagai wakil dan Roy Sembel sebagai bendahara/humas. Sedangkan Joko Saputro kini menjabat sebagai koordinator Tim Olimpiade Komputer Indonesia. Yayasan ini berkedudukan di Kemang Melati 3 Blok L-11 Kemang Pratama 2 Bekasi 17116. Sebagai mitra pemerintah, Yayasan TOFI didirikan agar pembinaan TOFI dapat dikelola secara profesional sehingga setiap tahun diharapkan TOFI dapat menghasilkan prestasi yang baik dalam Olimpiade Fisika Internasional. Kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan TOFI tidak hanya sebatas pembinaan siswa yang akan bertanding dalam Olimpiade Fisika Internasional saja, tetapi juga meningkatkan kemampuan dan wawasan para guru Fisika di Indonesia.
Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan, kami mengadakan selesi yang lebih menyebar, ke 27 propinsi di Indonesia. Diantara 1400 pelajar yang mengikuti selesi awal pada bulan Oktober. Hasilnya adalah dua puluh empat pelajar yang terpilih untuk menerima buku-buku dan bahan pelajaran untuk tahapan kualifikasi selanjutnya. Untuk kualifikasi, mereka diundang ke Jakarta. Hasil akhir adalah enam pelajar yang kami tempatkan di Puncak sebagai tempat pelatihan. Sepertinya mereka sangat menikmatinya. Cenderung terisolasinya lokasi juga membantu mereka, disamping ada yang menjadikannya untuk saat diet dengan hasil sekitar tiga kilogram. Setiap minggu mereka diberikan ujian selama lima hingga sepuluh jam. Hasil pada tahun 1995 sangat menggembirakan. Tim kita memboyong satu medali perak, satu medali perunggu dan tiga penghargaan dari IPhO di Australia.
Pada tahun 1996-1998 Olimpiade Fisika mejadi semakin populer. Banyak pelajar yang memperlihatkan minat mereka untuk ikut serta. Kami melihat adanya kecenderungan positif dibandingkan dengan fakta cenderung buruknya mutu pendidikan di beberapa tempat di Indonesia Adalah penting untuk memberikan kesempatan kepada para pelajar yang cemerlang untuk mencapai prestasi tanpa harus dikungkung oleh keterbatasan mereka secara ekonomi. Sejumlah universitas terkenal menawarkan beasiswa bagi delapan pelajar yang terpilih. Hal ini cukup menjadi insentif mengingat untuk memasuki universitas negeri pilihan di Indonesia cukup sulit.
Saat-saat itu prestasi tim kita sepertinya terkunci hanya pada perolehan medali perunggu dan penghargaan. Saat kami belajar untuk memperbaiki hasilnya, kami mendapatkan hasil bahwa titik terlemah adalah pada ujian eksperimen. Hingga saat itu anggota team tidak ada yang dapat memperoleh nial melebihi 70%. Untuk itu pada tahun 1999 kami memberikan perhatian lebih pada pelatihan eksperimen. Kami cukup beruntung dengan bantuan dari beberapa alumni TOFI untuk mempersiapkannya. Mereka mempersiapkan tiga puluh modul eksperimen untuk waktu pelatihan selama dua minggu. Kerja keras ini membuahkan hasil. Pada IPhO ke-30, Made Agus Wirawan yang berhasil meraih medali emas memecahkan rekor perolehan nilai tim dengan memperoleh nilai 17,6 (88%) dari 20 angka pada eksperimen. Anggota tim lainnya mengalami peninkatan 10-15% dibandingkan hasil yang dapat diperoleh anggota tim tahun-tahun sebelumnya. Tahun 1999, tim kita kembali dengan membawa satu medali emas, satu medali perak, dua medali perunggu, dan satu penghargaan - hasil terbaik yang pernah dicapai selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Blogger Templates